i

cadangan kerugian piutang saldo normal

Pengertian Cadangan Kerugian Piutang Saldo Normal

Cadangan kerugian piutang saldo normal merupakan perkiraan kerugian yang dibuat oleh perusahaan terhadap piutang yang belum tertagih pada akhir tahun buku. Perkiraan tersebut bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan piutang yang tidak bisa ditagih pada masa yang akan datang atau yang sudah lewat masa jatuh tempo. Secara umum, saldo normal piutang adalah piutang yang belum dibayar dalam batas waktu selama satu tahun atau lebih dan tidak memiliki tanda-tanda bahwa piutang tersebut tidak akan dibayar.

Perusahaan perlu membuat cadangan kerugian piutang saldo normal agar saat terjadi ketidakpastian pembayaran, perusahaan dapat memperkirakan kerugian yang mungkin terjadi. Cadangan kerugian piutang saldo normal ini juga merupakan salah satu item yang harus dicatat dalam laporan keuangan perusahaan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia.

Perkiraan cadangan kerugian piutang saldo normal dapat dibuat menggunakan metode persentase penjualan, metode analisis umur piutang, atau metode penaksiran risiko. Namun, metode yang paling sering digunakan adalah metode persentase penjualan, di mana perusahaan menghitung persentase rugi piutang yang mungkin terjadi berdasarkan pengalaman atau riset mereka, kemudian mengalikan persentase tersebut dengan omset penjualan piutang bersih.

Dalam membuat cadangan kerugian piutang saldo normal, perusahaan perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah perkiraan cadangan. Faktor-faktor tersebut antara lain kondisi keuangan perusahaan, kualitas piutang, tren industri, serta kondisi ekonomi secara keseluruhan.

Dalam rangka menjaga kesehatan keuangan perusahaan, penting bagi perusahaan untuk menjaga keseimbangan dalam melakukan penilaian risiko dan manajemen piutang. Oleh karena itu, pengelolaan cadangan kerugian piutang saldo normal yang akurat dan efisien sangatlah penting untuk meminimalkan risiko kegagalan dalam tagihan piutang dan menghindari kerugian keuangan yang tidak diinginkan.

Fungsi Cadangan Kerugian Piutang Saldo Normal

Cadangan kerugian piutang saldo normal adalah perlindungan yang diberikan oleh bank untuk menanggung potensi terjadinya kerugian akibat tunggakan kredit pada debitur. Cadangan ini wajib dibentuk oleh bank sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Ada beberapa fungsi penting dari cadangan kerugian piutang saldo normal, antara lain:

  1. Melindungi Bank dari Resiko
  2. Dengan membentuk cadangan kerugian piutang saldo normal, bank dapat melindungi dirinya dari resiko tunggakan kredit yang berpotensi merugikan keuangan bank. Cadangan ini menjadi cadangan khusus yang diperuntukkan untuk menutupi rugi-rugi yang timbul akibat kredit macet.

  3. Menjamin Kelangsungan Usaha Bank
  4. Bank yang tidak memiliki cadangan kerugian piutang saldo normal yang cukup dapat mengalami kesulitan likuiditas akibat kerugian kredit yang tidak tertutupi. Dalam situasi ini, bisa jadi bank terpaksa harus mengajukan permohonan merger atau terpaksa tutup.

  5. Meningkatkan Kepercayaan Nasabah
  6. Nasabah cenderung memilih bank yang memiliki cadangan kerugian piutang saldo normal yang cukup untuk menjamin keberlangsungan bisnisnya. Dengan begitu, bank yang memiliki cadangan yang memadai dapat dipercaya dan dijadikan tempat untuk berinvestasi atau menabung.

Jadi, cadangan kerugian piutang saldo normal memang sangat penting untuk memastikan kelangsungan usaha bank dalam melaksanakan fungsinya sebagai intermediasi keuangan.

Prosedur Penetapan Cadangan Kerugian Piutang Saldo Normal

Cadangan kerugian piutang saldo normal adalah kewajiban perbankan untuk mengantisipasi adanya piutang yang tidak tertagih. Cadangan kerugian piutang saldo normal bertujuan untuk melindungi posisi keuangan perbankan dalam menghadapi kemungkinan gagal bayar dari nasabah. Berikut adalah prosedur penetapan cadangan kerugian piutang saldo normal:

1. Pengumpulan Data

Langkah pertama adalah mengumpulkan data terkait piutang tersebut. Data yang dikumpulkan meliputi laporan hutang dan piutang, nilai rata-rata saldo harian piutang, dan informasi mengenai periode pembayaran piutang. Pengumpulan data ini dilakukan untuk mengevaluasi risiko kredit nasabah dan menentukan nilai dari cadangan kerugian piutang saldo normal.

2. Analisis Risiko Kredit

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis risiko kredit nasabah. Analisis risiko kredit dilakukan dengan mengevaluasi kemampuan nasabah untuk membayar kembali kewajibannya. Analisis ini dengan memperhitungkan faktor-faktor seperti latar belakang nasabah, rekam jejak kredit, dan kondisi keuangan nasabah saat ini. Dari hasil analisis ini, bank akan menentukan tingkat keparahan risiko kredit nasabah dan menentukan besarnya cadangan kerugian piutang saldo normal yang perlu disediakan.

3. Penetapan Cadangan Kerugian Piutang Saldo Normal

Setelah mengevaluasi risiko kredit, tahap terakhir adalah menetapkan nilai dari cadangan kerugian piutang saldo normal. Besarnya cadangan kerugian piutang saldo normal ditentukan berdasarkan risiko kredit dan jenis produk kredit yang diberikan. Bank harus memperhatikan beberapa hal seperti persentase risiko kredit, persentase tertagih, dan persentase kerugian piutang jika terjadi default dari nasabah. Setelah nilai cadangan ditentukan, bank harus mengajukan permohonan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan sebelum melakukan konsekuensi akuntansi.

Implikasi Cadangan Kerugian Piutang Saldo Normal bagi Perusahaan

Cadangan kerugian piutang saldo normal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan sebagai cadangan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya kerugian dari piutang yang terdapat dalam saldo normal. Dalam hal ini, ada empat implikasi cadangan kerugian piutang saldo normal bagi perusahaan yang perlu diketahui, antara lain:

1. Meningkatkan Kewaspadaan Perusahaan

Dengan adanya cadangan kerugian piutang saldo normal, perusahaan akan lebih waspada dalam memberikan kredit kepada pihak-pihak yang memiliki riwayat kredit yang buruk. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam menghindari risiko kerugian piutang di masa depan.

2. Menaikkan Biaya Operasional Perusahaan

Cadangan kerugian piutang saldo normal merupakan pengeluaran tambahan bagi perusahaan yang harus dibayar secara berkala. Oleh karena itu, hal ini akan menaikkan biaya operasional yang harus ditanggung oleh perusahaan.

3. Mempengaruhi Laporan Keuangan Perusahaan

Kehadiran cadangan kerugian piutang saldo normal dapat mempengaruhi laporan keuangan perusahaan, di mana kerugian dari piutang dibuat sebagai beban dalam laporan keuangan. Namun, cadangan kerugian piutang saldo normal juga dapat mempengaruhi laba bersih perusahaan dengan menurunkan nilai piutang yang diharapkan untuk diterima.

4. Mengurangi Nilai Aktiva Perusahaan

Cadangan kerugian piutang saldo normal yang dibuat oleh perusahaan juga dapat mengurangi nilai aktiva perusahaan. Hal ini disebabkan oleh adanya pengeluaran tambahan yang berupa cadangan yang harus disiapkan bagi kemungkinan adanya kerugian piutang di masa depan.

Dalam kesimpulannya, walaupun adanya cadangan kerugian piutang saldo normal pada awalnya dapat memberikan jaminan bagi perusahaan dalam menghadapi risiko kerugian piutang, hal ini juga dapat mempengaruhi operasional dan laporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan matang-matang dalam membuat cadangan kerugian piutang saldo normal.

Contoh Aplikasi Cadangan Kerugian Piutang Saldo Normal pada Laporan Keuangan

Cadangan kerugian piutang saldo normal (CKPN) adalah salah satu reserving yang penting di dalam akuntansi, terutama dalam pemrosesan laporan keuangan. Berikut ini contoh-contoh penerapan CKPN dalam laporan keuangan:

1. Pengakuan dan Pencatatan CKPN

Data piutang harus dicatat dengan benar, dan kondisi keuangan perusahaan harus dievaluasi secara akurat untuk menghitung jumlah CKPN yang tepat. Di sini, CKPN dianggap sebagai beban dan dicatat di bagian beban.
Contoh:

Bertambahnya piutang yang tertunda sebesar Rp 5.000.000,- pada tahun 2021 memiliki cadangan kerugian piutang saldo normal sebesar 10%, maka dapat dicatat sebagai berikut:

1. Beban piutang Rp 5.500.000,-

2. CKPN Rp 500.000,-

2. Prinsip Akuntansi yang Harus Dipatuhi

Beberapa prinsip akuntansi harus dipatuhi selama proses pemrosesan CKPN dalam laporan keuangan perusahaan. Prinsip-prinsip ini meliputi:

  • Konsistensi
  • Kesesuaian
  • Keteruraihan
  • Realisasibilitas

3. Perhitungan CKPN

Terdapat dua metode dalam perhitungan CKPN, yaitu metode persentase penjualan dan metode piutang usang. Dalam metode persentase penjualan, CKPN didasarkan pada persentase penjualan kotor periode tertentu.

Misalnya, CKPN diperoleh dengan mengalikan persentase penjualan kotor dengan jumlah penjualan kotor di periode yang bersangkutan. Setelah itu, hasil tersebut dikurangi dengan aktiva piutang usang dan piutang ragu-ragu.
Contoh:

JKS memiliki piutang usang dan ragu-ragu, yaitu Rp 35.000.000,- dan Rp 10.000.000,-, sementara penjualan yang dihasilkan pada periode itu sebesar Rp 175.000.000,-, maka dapat dicatat:

1. Beban piutang Rp 23.000.000,-

2. CKPN Rp 22.000.000,-

4. Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan CKPN

Pengungkapan CKPN sangat penting karena dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi keuangan perusahaan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengungkapan CKPN, seperti:

  • Jumlah piutang usang dan ragu-ragu
  • Jumlah piutang sebenarnya
  • Status penerimaan
  • Karakteristik industri
  • Karakteristik pelanggan

5. Perbedaan CKPN di antara Perusahaan

Jumlah CKPN dapat berbeda di antara perusahaan, tergantung pada ukuran perusahaan, sektor industri, persyaratan peraturan yang diikuti, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, perusahaan memiliki kebebasan untuk menetapkan CKPN yang sesuai dengan kondisi keuangan mereka

Sebagai contoh, CKPN perusahaan besar dalam industri telekomunikasi akan lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil dalam industri produk konsumen, mengingat volume piutang yang terlibat dalam sektor telekomunikasi jauh lebih besar.