i

freight in debit atau kredit

Pengertian Freight dalam Akuntansi

Freight atau pengiriman barang adalah suatu aktivitas mengirimkan barang dari satu tempat ke tempat lainnya menggunakan jasa ekspedisi atau perusahaan pengiriman barang. Dalam akuntansi, freight biasanya adalah biaya transportasi yang terjadi ketika perusahaan memesan pengiriman barang atau menerima pengiriman barang dari pemasok atau pelanggan. Freight dianggap sebagai bagian dari biaya total pembelian atau penjualan barang. Karena itu, freight dapat dibebankan atau dikreditkan ke rekening pembelian atau penjualan atas dasar perjanjian pembayaran antara pihak-pihak terlibat.

Pembelian atau penjualan barang sering kali melibatkan pengiriman barang yang dikenakan biaya transportasi oleh pihak ketiga. Apabila biaya transportasi dibebankan kepada perusahaan, maka biaya tersebut harus dimasukkan ke dalam harga pokok pembelian. Sebaliknya, jika biaya transportasi dibebankan kepada pembeli maka biaya tersebut harus dimasukkan ke dalam rekening penjualan. Dalam Akuntansi, freight akan diklasifikasikan sebagai biaya pembelian atau penjualan tergantung pada perjanjian pembayaran antara pembeli dan penjual.

Contohnya, ketika perusahaan ABC memesan 1000 unit produk dari pemasok X. Pemasok X mengirimkan produk tersebut ke gudang perusahaan ABC menggunakan jasa ekspedisi A dengan biaya Rp 10.000.000. Dalam hal ini, perusahaan ABC akan memasukkan biaya Rp 10.000.000 ke dalam pembelian dan menambahkan ke harga pokok. Namun, jika perjanjian dengan pemasok X memiliki klausul bahwa biaya pengiriman ditanggung oleh pemasok, maka perusahaan ABC tidak perlu memasukkan biaya tersebut ke dalam pembelian.

Dalam penjualan, biaya freight mungkin juga timbul ketika produk yang dipesan pelanggan harus dikirim ke lokasi yang terpisah dan pelanggan harus membayar biaya pengiriman. Dalam hal ini, biaya pengiriman tersebut harus dimasukkan ke dalam rekening penjualan dan dicantumkan dalam faktur. Sedangkan jika boleh membayar biaya pengiriman telah disepakati oleh perusahaan, maka biaya tersebut tidak perlu dimasukkan ke dalam rekening penjualan.

Freight sebagai Debit dalam Akuntansi

Freight dapat digunakan sebagai debit dalam akuntansi untuk mencatat biaya pengiriman barang yang dibeli oleh perusahaan. Biaya pengiriman ini meliputi ongkos kirim, biaya asuransi, dan biaya pengangkutan lainnya yang terkait dengan pengiriman barang tersebut hingga sampai ke gudang perusahaan. Adanya pencatatan freight sebagai debit dalam akuntansi memudahkan perusahaan untuk mengontrol biaya pengiriman barang dan membuat anggaran yang lebih efektif.

Dalam memasukkan biaya freight ke dalam jurnal akuntansi, perusahaan harus memperhitungkan jenis pembayaran yang dilakukan. Jika perusahaan membayar biaya freight secara tunai, maka freight akan dicatat sebagai debit di akun pengeluaran. Namun jika perusahaan membayar biaya freight melalui tagihan, maka freight akan dicatat sebagai hutang di akun liabilitas jangka pendek.

Perusahaan juga harus memahami pengaruh freight dalam penghitungan harga pokok produksi. Biaya freight yang dialokasikan dalam harga pokok produksi akan mempengaruhi biaya produk dan berdampak pada keuntungan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus memperhitungkan dengan cermat besarnya biaya freight yang akan dialokasikan ke harga pokok produksi.

Sebagai contoh, perusahaan X membeli barang senilai Rp 10.000.000 dan mengeluarkan biaya freight senilai Rp 1.000.000 dengan pembayaran tunai. Maka, freight senilai Rp 1.000.000 akan dicatat sebagai debit di akun pengeluaran, sedangkan hutang dagang dan kredit kas masing-masing akan dicatat di akun liabilitas jangka pendek dan kas.

Secara keseluruhan, penggunaan freight sebagai debit dalam akuntansi memudahkan perusahaan dalam mengontrol biaya pengiriman barang dan membuat anggaran yang lebih efektif. Perusahaan harus memperhitungkan jenis pembayaran dan pengaruh freight dalam penghitungan harga pokok produksi untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan.

Freight sebagai Kredit dalam Akuntansi

Freight atau biaya pengiriman barang seringkali dikenakan sebagai beban pada saat penjualan dilakukan. Namun, dalam beberapa kondisi, freight dapat dianggap sebagai kredit dalam akuntansi.

Seperti yang diketahui, dalam akuntansi, kita mengenal istilah debit dan kredit yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan. Debit adalah pencatatan untuk aset dan biaya, sementara kredit adalah pencatatan untuk hutang, pendapatan, dan ekuitas.

Dalam beberapa kasus, freight dapat dianggap sebagai kredit. Hal ini terjadi ketika penjualan yang dilakukan bersifat FOB (Free on Board) tujuan. Dalam FOB tujuan, pihak penjual bertanggung jawab atas biaya pengiriman barang hingga sampai ke tujuan yang dituju.

Dalam hal ini, biaya pengiriman yang dikeluarkan oleh pihak penjual merupakan hutang yang harus dibayar oleh pihak pembeli. Oleh karena itu, biaya pengiriman tersebut dicatat sebagai kredit pada akun hutang dagang.

Contohnya, jika pihak penjual mengeluarkan biaya pengiriman barang sebesar Rp 10 juta untuk pengiriman ke Surabaya, maka di sisi kredit, akan dicatat sebagai hutang dagang sebesar Rp 10 juta. Sementara itu, di sisi debit akan dicatat penjualan sebesar Rp 100 juta dan biaya barang sebesar Rp 80 juta.

Dalam hal ini, freigh sebagai kredit dalam akuntansi dapat memberikan keuntungan untuk pihak penjual. Pihak penjual bisa mendapatkan pengurangan beban yang harus ditanggung karena biaya pengiriman dicatat sebagai hutang dagang, sehingga tidk menjadi beban pada laporan laba rugi. Hal ini juga berlaku bagi pihak pembeli yang dapat menghemat biaya pengiriman karena tidak perlu membayarnya secara langsung.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Freight sebagai Debit atau Kredit

Pemilihan freight sebagai debit atau kredit bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang mempengaruhi keputusan ini antara lain:

  1. Jangka waktu transaksi
  2. Biasanya, untuk transaksi yang dilakukan dalam jangka waktu yang singkat, freight akan lebih sering dipilih untuk dibayar secara kredit. Hal ini dikarenakan supaya tidak ada penundaan dalam transfer pembayaran yang bisa mempengaruhi jalannya transaksi dan hubungan bisnis antara kedua belah pihak.

  3. Ukuran bisnis
  4. Ukuran bisnis juga bisa mempengaruhi keputusan untuk mengambil opsi debit atau kredit. Bisnis dengan skala besar atau perusahaan yang sudah mapan biasanya akan lebih memilih opsi kredit untuk membayar freight, sedangkan bisnis dengan skala kecil cenderung memilih opsi debit untuk mempermudah pengelolaan kas.

  5. Sistem pembayaran
  6. Sistem pembayaran yang dipakai juga menjadi faktor yang mempengaruhi. Apabila perusahaan memiliki sistem pembayaran yang baik dan efisien, biasanya akan lebih memilih opsi kredit. Namun, jika perusahaan belum memiliki sistem pembayaran yang mapan, opsi debit sering menjadi pilihan utama untuk menghindari kesulitan dalam pengaturan kas.

  7. Kondisi keuangan dan kas
  8. Kondisi keuangan dan kas perusahaan juga mempengaruhi keputusan mengambil opsi debit atau kredit. Apabila perusahaan memiliki kas yang cukup, opsi kredit bisa diambil untuk menghindari adanya pengeluaran langsung. Namun, bila kondisi keuangan sedang menurun atau tidak stabil, opsi debit lebih dipilih agar perusahaan memiliki kontrol yang lebih berlebih dalam pemakaian kas.

Secara umum, dalam memilih opsi debit atau kredit dalam pembayaran freight, faktor-faktor di atas bisa dijadikan pertimbangan agar keputusan yang diambil sesuai dengan kondisi dan kebutuhan bisnis perusahaan secara tepat.

Contoh Penggunaan Freight sebagai Debit atau Kredit dalam Laporan Keuangan

Freight atau biaya pengiriman merupakan beban yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan dalam menghitung laba bersih. Biaya pengiriman sendiri bisa menjadi pengeluaran yang cukup besar bagi sebuah perusahaan terutama jika bisnis yang dijalankan cenderung sering melakukan pengiriman barang. Karena freight termasuk dalam kategori pengeluaran, maka perlu dicatat dalam laporan keuangan sebagai debit atau kredit tergantung pada tipe akun yang digunakan.

1. Freight sebagai debit

Freight biasanya dicatat sebagai beban dalam laporan keuangan sehingga masuk dalam kategori debit. Sebagai contoh, saat perusahaan menggunakan jasa ekspedisi untuk mengirim barang, maka biaya itu akan dicatat dalam akun beban transportasi. Kemudian biaya itu akan muncul pada laporan keuangan sebagai debit pada bagian beban.

2. Freight sebagai kredit

Selain diakui sebagai beban, freight juga bisa dianggap sebagai pendapatan. Ini terjadi ketika perusahaan yang mengirim barang menerapkan biaya pengiriman pada pembeli. Jika pembeli membayar biaya pengiriman secara terpisah, maka perusahaan harus mencatat jumlah biaya tersebut sebagai pendapatan. Dalam hal ini, freight akan muncul pada bagian kredit dalam laporan keuangan.

3. Memperkirakan freight

Terkadang ada situasi di mana perusahaan tidak tahu pasti berapa biaya pengiriman yang akan dikeluarkan. Namun, dengan melakukan perhitungan dan pengalaman, bisnis bisa memperkirakan sekitar berapa besar biaya pengiriman yang akan dikeluarkan. Dalam hal ini, perusahaan tetap harus mencatat perkiraan biaya pengiriman sebagai beban transportasi pada laporan keuangan.

4. Freight prepaid

Freight prepaid terjadi ketika perusahaan membayar biaya pengiriman sebelum barang terkirim. Dalam hal ini, biaya perlu dicatat sebagai prepayment pada laporan keuangan, dan ketika barang terkirim, maka biaya transportasi akan dicatat dalam akun beban transportasi dan prepayment akan dikurangi.

5. Freight collect

Selain prepaid, freight juga bisa dibayar ketika barang telah sampai pada tujuan. Dalam hal ini, maka biaya pengiriman baru akan dicatat sebagai beban transportasi pada laporan keuangan. Meskipun terlihat mirip dengan memperkirakan freight, tetapi freight collect tidak memerlukan perhitungan estimasi dan pembayaran hanya terjadi ketika barang sampai pada tujuan.